TIDAK jauh berbeda halnya dengan sang legenda Harley Davidson, kehadiran skuter di belahan dunia mana pun cukup melegenda. Kisah kendaraan berteknologi sederhana memiliki bentuk unik dan menarik bagai binatang penyengat (lebah) karena bagian belakangnya membulat. Tak heran, jika banyak yang menyebutnya wespe atau vespa yang dalam bahasa Italia artinya binatang penyengat.
Skuter mahakarya Corradino d`Ascanio yang dikeluarkan pabrik otomotif Piaggio milik Enrico Piaggio, pengusaha muda berdarah Italia ini sempat mendapat sindiran Paperino. Sindiran sinis untuk tokoh Donald Duck karena bentuk penutup pengaman skuter bagaikan papan selancar.
Untuk pertama kali produk Piaggio dengan seri P108 diperkenalkan pada tahun 1945. Bak kacang goreng, Vespa P108 laris diserap baik pasar domestik maupun negara Prancis, Inggris, Belgia, Spanyol, Brasil, dan India.
Seri Vespa 150GS dengan julukan Vespamore lahir sebagai fenomenal, sepanjang tahun 1960-an selalu tampil di setiap produksi film. Oleh karena itu, siapa pun yang melihatnya akan jatuh hati dan berkeinginan untuk memilikinya.
Bahkan hingga kini! Vespamore di penjuru tanah air ini diburu oleh kolektor dari Australia, Singapura, Malaysia, dan Jepang dengan nilai yang ditawarkan mencapai di atas Rp 20 juta. "Tergantung tingkat keorisinalannya, semakin orisinal Vespamore semakin tinggi nilainya," ujar Gustaf Wijaya (45), seorang pemburu otomotif antik.
Selain Vespamore, penggila skuter asal negeri kangguru dan negeri sakura juga memburu Vespa keluaran Piaggio di bawah tahun 1960-an. Di negaranya, Vespa yang masih orisinal tersebut, didandani ke arah fashion, baik itu vintage (klasik) maupun ke racing look, tergantung selera si pemilik. Umumnya, model vintage didandani memakai wind shield, spion chrome tinggi, ban white wall, velg aksen chrome, tas, dan lain-lain. "Pokoknya, sebisa mungkin dibikin kelihatan klasik," ujar Gustaf.
Hal senada juga diungkapkan Boy Januar, penggagas Scooter Owners Group (SOG). Menurut dia, dalam dua tahun terakhir pemburu Vespa keluaran tahun 1960 ke bawah banyak berkeliaran. "Penyebabnya adalah virus mods dari Inggris, Vespa yang masih asli melalui Bali nantinya kembali dipermak ala England style," ujar Boy.
Di kalangan anak muda, saat ini menurut Boy, baik di Kota Bandung maupun sejumlah kota, tengah mewabah Vespa Special SS 90 cc. Ukurannya yang kecil dan ringan, seperti halnya skutik (skuter otomatik) menjadikan Vespa Special SS yang semula kurang dilirik kini diburu dan harganya sampai ada yang mencapai Rp 20 juta.
"Di sini keberadaan komunitas sangat dirasakan oleh para anggota karena hanya melalui komunitas dengan cepat informasi didapat," ujar Boy.
Skuter Vespa tidak ubahnya batu akik (batu ali), semakin langka jenisnya, semakin banyak dicari. Semakin tinggi nilai keorsinilannya, semakin tinggi pula harganya. Semisal Vespa Vespa PK 50, 100, dan 125, atau VespaET3, Vespa Primavera, Vespa V90 dan V50, Vespa GS150 dan 160, Vespa SS180, Vespa Rally 180 dan 200, Vespa Sprint, Vespa Super 125 dan 150. Juga Vespa untuk tipe GT125, GT200 dan GTS250ie, Vespa LXV125, LXV150, GTV dan GT60, Vespa PX125, 150 dan 200, serta Vespa Cosa.
Sementara itu, di era milenium Vespa yang mengeluarkan line up baru mendapat julukan "The Reborn of a Legend". Setelah bertahun-tahun bertahan dengan bentuknya yang tidak berubah-ubah, Vespa tampil dengan wajah baru yang sarat perubahan untuk beberapa jenis. "Sebut saja Vespa ET4, Liberty, Gilera, atau X9 yang bentuknya sangat fresh dan mengusung teknologi mesin empat langkah bertransmisi otomatis, hingga kini masih diburu fanatisme skuter jenis Vespa," ujar Raymond (38) skuteris anggota komunitas Scooter Racer Club.
Meskipun keluaran teranyar, untuk tampil beda di komunitas Raymond dan beberapa pemilik New Vespa (era milenium) mendandani dengan mengaplikasikan gaya retro vintage. "Namun, tidak jarang pula yang mendandaninya dengan gaya yang cukup centil, terutama untuk tipe ET4 dan Liberty," ujar Rusman Effendi (44), salah seorang pemilik Vespa Liberty.
Di kalangan komunitas skuter, produk Lambretta dan Zundapp, sempat populer di era 1960-an juga ikut terangkat. Demikian pula halnya dengan Bajai buatan India dan NSU Prima dan Heinkel buatan Jerman, Rabbit buatan Jepang, Velocivero pabrikan Itali, dan Italjet Dragster keluaran Aprillia, serta Cagiva Cucciolo buatan Cagiva.
Akan tetapi, seiring dengan semakin menjamurnya komunitas skuter di sejumlah belahan dunia, informasi yang dibutuhkan saat bergabung dalam suatu komunitas tidak hanya berkenaan dengan masalah model ataupun harga barang miliknya. Akan tetapi, munculnya gaya modifikasi yang hendak diadopsi juga sangat dibutuhkan.
Kalangan skuteris tanah air saat ini lebih banyak mendandani tunggangan mereka dengan menjiplak Japanese style, European style, Swedish style, American style, dan lain-lain. Hal ini dapat terlihat dari masing-masing style yang mempunyai ciri khas tersendiri, misalnya England style dengan gaya klimis dan rapihnya, Japanese style dengan keramaian atribut dan modifikasinya, sementara European style cenderung ke kreasi air brush.
Ya, keberadaan dan kehadiran komunitas semakin terasa,manakala anggota mereka berniat mendandani ataumencari bahan referensi.
Semisal untuk mendandani, Vespa Super, Vespa Sprint, Vespa GS, Vespa Special, dan Vespa Super Sprint, dikembalikan ke orisinal, lebih ke arah vintage atau klasik, anggota komunitas skuter tidak hanya membutuhkan informasi warna aslinya sesuai dengan tahun pembuatan, tetapi juga informasi bengkel yang tepat.
Untuk mendandani serta kebutuhan onderdil, selain menjadi tempat untuk saling tukar referensi gaya yang sedang melanda skuteris di belahan dunia lain, keberadaan komunitas yang paling dominan adalah berkenaan dengan onderdil. Semakin banyak berkumpul, seorang skuteris akan semakin mudah mendapatkan informasi yang dibutuhkannya.
Demikian pula halnya untuk kebutuhan aksesori yang hendak dipasang. Saat ini gaya vintage benar-benar mewabah, skuteris tidak segan-segan untuk mengeluarkan uang banyak guna pemasangan wind shield, spion tinggi, ban white wall, tas Piaggio, American side lamp dan permainan grafis di bodi, sudah merupakan hal yang umum dilakukan.
Karenanya bergabung dengan komunitas akan menciptakan kenyamanan dan ketenangan tanpa harus khawatir ketinggalan informasi teranyar tentang hobi dan kesenangan. (Retno HY/"PR")***
diambil dr pikiran rakyat online
Semakin Original Semakin Tinggi Harganya
Diposting oleh Abd Salam "Aank" Pahrun di 23.27
Langganan:
Comment Feed (RSS)
|